Setelah kerja keras berbulan-bulan, FBI dengan dipandu Polisi Prancis berhasil menangkap seorang peretas yang menyabotase akun Twitter Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Pengangguran berusia 25 tahun, yang menggunakan nama samaran "Hacker Croll", ditahan di wilayah Puy-de-Dome, Prancis, setelah sebuah operasi yang dilakukan bersama dengan agen-agen FBI dari Amerika, yang berlangsung selama beberapa bulan. Kini, dia berada di tahanan polisi di dekat kota Clermont-Ferrand.
Sang peretas selain menyerang micro-blogging yang sedang populer ini, juga telah menyerang Facebook dan akun email Google dan penyedia layanan lainnya. Polisi mengatakan bahwa pelaku tidak pernah berusaha untuk mendapatkan keuntungan finansial dari kegiatan hacking-nya.
Dia berhasil mengatur untuk keamanan kode administrator Twitter dan mampu membuat, mengubah atau menghapus akun. Dari sumber yang tak disebutkan menambahkan bahwa para peretas ini membuat blog untuk berbagi penemuannya.
Empat agen FBI bekerja sama dengan polisi Prancis selama beberapa bulan untuk melacak "Hacker Croll" dan menghentikan serangan di Twitter. Pelaku yang bernama "Francois " mengaku bukanlah hacker, Ia hanya berniat baik mencari kelemahan dari keamanan sebuah jaringan internet.
"Saya melakukan ini hanya karena ingin memperingati mereka, menunjukkan betapa sistem mereka sangat rentan. Saya tidak melakukannya untuk tujuan merusak," ujar remaja berusia 23 tahun yang bernama Francois C, seperti dikutip melalui AFP, Jumat (26/3/2010).
"Saya bukanlah seorang hacker. Saya hanya mirip seperti seorang perompak," ujar Francois.
Ini bukanlah kali pertama Hacker Croll melakukan aksinya. Sebelumnya, pada bulan July lalu, TechCrunch mengaku mendapatkan kiriman 310 data rahasia Twitter dan dokumen milik karyawan dari 'Hacker Croll'. Dokumen tersebut berisi jadwal meeting, kesepakatan kerja sama, project keuangan, kalender, nomor telepon penting, rencana perusahaan, dan informasi lainnya.
Kala itu, pendiri Twitter, Evan Williams menyatakan bahwa dokumen tersebut telah usang dan hacker yang membobol dipastikan tidak sampai mengutak-atik akun pribadi pengguna Twitter.
Pengacara Hacker Croll Jean-Yves Coquillat mengatakan, Francois bukanlah hacker dalam artian yang sebenarnya. Dia hanya orang yang kebetulan masuk ke 'rumah' seseorang yang 'pintu' nya dibiarkan terbuka.
Sumber: TempoInteraktif, TechnoOkezone